![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2HTtGuMqK1Z3oPjFhVAZz0SpDsRoLz3YWLZ95aRO1W2Y5gX6UQswtH1-FXtHX3uSNx4DaaSdOkBsKslnhyphenhyphenUIk7KFxe5rwu5jEybsR1Q-nqvlpqWq_9ZZgeD8irZsl7DcylN7WbhFfVJU/s200/IMG00408-20121002-1105.jpg)
Diungkapkannya, peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin
(1/10) pagi pukul 01.00 wib. "Saat itu, saya serta isteri saya sedang
istirahat. Kemudian, ada telephone yang masuk ke nomor saya mengaku sebagai
oknum polisi dan mengatakan anak saya ditangkapnya saat berada di dalam
diskotik," ujar Irawan.
Medengar ucapan seperti itu, tentu saja Irawan beserta
isterinya mengalami sok. Kemudian, pria yang mengaku sebagai oknum polisi
mengatakan kepada Irwan untuk melakukan transfer uang senilai Rp5juta untuk
melepaskan anaknya.
"Tapi saat itu, uang yang ada di dalam ATM saya hanya
senilai Rp3,5 juta. Jadi saya hanya transfer Rp3,5 juta," ujarnya.
Lebih lanjut, Irawan mengatakan, semua perintah yang
diungkapkan pria yang mengaku oknum polisi tersebut diturutinya. Baik itu,
mengirimkan nomor rekeningnya kepada pelaku tersebut serta mentransfer uang ke
rekening yang telah diberikan kepadanya.
"Begitu juga ketika saya diperintakan pelaku untuk
melakukan transfer di ATM BCA Golden yang berada di sekitar Pasar Petisah pada
pukul 02.45 wib. Saya melakukan transfer kepada atas nama Herman dengan nomor
rekening 8375066951," ungkapnya.
Setelah melakukan transfer tersebut, Irawan baru melihat
anaknya sedang tertidur pulas di dalam kamar. Mendengar ungkapan Irwan
tersebut, wartawan sempat mempertanyakan apakah setelah menerima telephone dari
pelaku yang mengaku oknum polisi tersebut dia ada menghubungi anaknya, Irawan
mengatakan, dia sempat menghubungi anaknya. Tetapi nomor handphone anaknya
tersebut tidak aktif.
"Itu yang menyebabkan saya sempat down. Makanya saya
mengikuti semua perintahnya," terangnya.
Kemudian, Irawan juga mengatakan, dirinya sempat meminta
kepada pelaku yang mengaku oknum polisi tersebut untuk mengembalikan uang yang
telah ditransfernya. Tetapi dirinya malah mendapat ancaman dari pelaku.
"Dia menyuruh saya supaya jangan melaporkan kejadian
ini kepada polisi. Jika saya melapor saya diancam akan ditembaknya,"
terangnya.
Atas ancaman yang terus dilakukan pelaku yang mengaku oknum
polisi tersebut terhadap Irawan dengan 4 nomor handphone berbeda alhasil
membuatnya untuk mengganti nomor handphonenya. "Pelaku sering mengirimkan
pesan singkat kepada saya dengan kata-kata kotor serta berbau ancaman,"
ungkapnya.
Kemudian, Irawan menjelaskan, awalnya dirinya hanya mau
mengubah nomor rekening ATM nya dengan mendatangi Bank BCA. Tetapi, pihak bank
menyuruhnya supaya membuat laporan ke polisi guna untuk melakukan pemblokiran
terhadap nomor rekeningnya.
Atas perintah pihak bank tersebut, Irawan pun akhirnya
mendatangi Mapolsekta Medan Baru untuk membuata laporan. Dasar Irawan
mendatangi Mapolsekta Medan Baru lantaran dirinya melakukan transfer di ATM BCA
Golden yang berada di kawasan Petisah Medan.
No comments:
Post a Comment